Jumat, 28 Desember 2012

Hidup Jaya

Adalah satu tujuan
tak ada arti yang bisa kau telaah bersama
Hanya mereka yang tau
dan bisa mengartikan segalanya.

Begini saja kau tak bisa
Dengan cara ini kau pikir 'ini terlalu ribet'
Silahkan gunakan caramu sendiri!
"Aku ikut saja, kawan..."

Sekarang Diam!!

Hahaha
Kejayaan akan jadi milikku
kau tak berguna.

Sepekan Tanpa Ingatan

Beginilah hasilnya
Bisakah kau melihatnya?
Terima kasih
Tak usah kau menilai

Yang ada hanya akan menjadi fitnah.

Aku Mati dan Mereka Mengikuti

Seminggu menjadi taruhan hidup atau mati
Sewindu waktu yang lama untuk menikmati
kebahagiaan hati meniti hidup agar lebih indah
yang tak bisa kau bayangkan dan lihat dalam kaca.

Beranikan segala urat saraf untuk berjalan
kembali, mengawali petualangan melihat cakrawala
membuka hati agar lebih mengerti
hidup ini indah, dan banyak warna yang belum ku ketahui.
Sedang disini aku terdiam, mencoba mencari-cari
titik terang dari mentari yang setia menyapa
pagi ini menjadi indah karenanya.

Entahlah apa yang menimpaku ini,
tiada bisa tergambarkan dalam kanvas putih
yang masih tergeletak di samping tumpukan-tumpukan buku.

Aku mati dan mereka mengikuti
diam-diam
dalam sunyi.

Sabtu, 15 Desember 2012

Bersatu dalam Perbedaan

Seribu bayang membeku
melihat kunang-kunang di malam ini
kawan, berikan segala sesuatu
yang indah ini agar tetap satu padu

Ku mendengar irama alunan lembut
dari sudut jalan menuju rumah, sayup-sayup
anak-anak menyanyi lagu kebangsaan.

Senin, 10 Desember 2012

Kehidupan Kembali Lagi


Perjalanan memberiku arti
Proses yang sebenarnya aku tidak mengerti
Ternyata bisa mengobati hati
Dari seribu kali tikaman belati
Wahai sahabatku
Indah sekali alam ini
Aku ingin berkata kepadamu
“Bumi kita masih hidup seribu tahun lagi”
Tidak sekedar tempat yang kau diami selama ini
Dia juga hidup bersamamu.

Jumat, 30 November 2012

Purnama Fajar

Kenapa bulan bisa bercahaya?
Seribu ilmuan tentu bisa menerangkannya
Tapi kira-kira seberapa banyak warna yang bisa kau baca kawan?

Entahlah...
Aku menyebutnya purnama fajar
bolehkah demikian?
Ini lebih indah dari yang pernah kulihat setiap bulan.

Tapi apa yang aku temukan di bawah purnama fajar?
Duh... Aku terharu melihat mereka
yang berjalan searah denganku tanpa rasa lelah
melangkahkan kakinya.
Tak ada satupun pemuda-pemudi

Duh... Inikah zaman yang kulalui?
Anak muda malas
sedang yang tua bekerja keras?

Minggu, 25 November 2012

Semarang - Pati


Segalanya sudah aku persiapkan buat besok
Iya, aku yakin tidak ada satu pun yang tertinggal,
Dan besok sebelum matahari meninggi
Aku harus sampai di Kudus, Kota Kretek
dulu aku sering mengunjunginya
hanya untuk menghilangkan kejenuhan rangkaian
pengajian dan hiruk pikuk duniaku tempo dulu.
Sekarang tiada beda dengan empat tahun sebelumnya
Kudus member keindahan dan keramahan menyapaku
‘Selamat datang kawan…’ begitu ucapnya, kira-kira.
“Terima kasih, tapi aku tidak dapat singgah,
sebenarnya aku ingin berziarah dahulu,
tapi mungkin ini bukan waktu yang tepat,
kuharap bulan depan aku bisa mengunjungimu kembali dan singgah
untuk berbicara lebih lama denganmu”.

Rencana seringkali tidak sesuai dengan pelaksanaannya
Matahari sudah menyapa perlahan kepada duniaku
Aku bangun dan bergegas, bersiap-siap, mengecek semua barang bawaan.
Hari ini aku pergi, bebas.
Perjalanan lancar karena hari masih pagi,
Masih lengang, tak banyak truk, bis, dan pengguna mobil pribadi.
Akan sangat cepat perjalanku kali ini. Amin. 

Senin, 12 November 2012

Semarang, senja menunggu bulan

Kurang rasanya
Sebab aku tak bisa menyapa bulan
Kulihat bapak-bapak Polantas sibuk
mereka lupa menyapa rembulan senja ini
rembulan tak butuh sapa mereka
tapi rembulan selalu mengawasi
mengawasi dari alamnya sendiri.
sementara para Polantas masih bercengkrama
dengan seribu kendaraan yang lalu-lalang
seiring lampu hijau menyala.

Senja belajar pada bulan
dalam paruh bulan mereka berdua bertutur sapa
berjalan bergandengan tangan di malam sunyi.

Tapi sayang bulan sedang memperhatikan tingkah
seorang berseragam sedang dinas.
Berjalan dengan tegap penuh percaya diri
berbicara menggunakan nada-nada berbeda
kepada sesuatu yang bukan miliknya dan tak dikenalinya.

'Apa yang kau lakukan?' begitu kata bulan.
'Istirahatlah sejenak untuk menikmati senja bersamaku'

Deru mesin, suara klakson menutup indra yang dimilikinya
Dia masih bekerja
memberi nafkah keluarga.

10 November

Seremonial berlalu
Menggugurkan berbaris-baris acara yang rapi
tersusun seperti kawanan semut
berpindah dari satu hunian ke hunian lainnya.

Memang sudah berakhir
Pekerjaan berat yang harus dipikul
                mengorbankan banyak nyawa
                menguras keringat bangsa ini

Lihat!
Inilah hasil yang kau tanam
Berhasil kami petik
Kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pahlawanku tanpa lelah
      mengusap keringat di dahinya
belum berakhir.
      Karena perlawanan masih terus berlanjut.
sampai titik darah penghabisan.

Kami anak bangsa
seribu tanggung jawab di genggaman tangan
menjaga bangsa Indonesia.

Sembunyi-sembunyi


"Apakah ada dunia lain di negeri ini?"
Apa yang kau inginkan nak?
"Kebahagiaan dan ketentraman Kek".
Tidakkah kau bahagia bisa hidup dengan kedua orang tuamu,
kau juga punya banyak teman. he?
"Aku tidak tahu mana teman mana lawan"
Ha!
Benarkah yang kau ucapkan itu
"Mereka seperti kura-kura, pandai bersembunyi".

Sabtu, 10 November 2012

Geliat Demokrasi

"Kakek, besok pesta demokrasi menuju puncaknya,
Apa Kakek juga mengikutinya?"
Iya, Kakek punya hak untuk ikut
"Bolehkah aku mengikuti pesta itu?"
Boleh saja, toh kamu juga warga indonesia
"Tapi kenapa aku tak bisa memilih pasangan calon?"
Itu sebab kamu masih kecil
"Kalau masih kecil tidak bolehkah ikut pesta?"
Siapa bilang demikian?
Semua orang berhak menikmati pesta itu
Hanya saja haknya berbeda-beda.
"Terima kasih Kek"

3 November

Siang tak ada satupun tanda
bahwa malam ini akan tiba

Malam memberikan tanda
petir, angin dan suara guntur bersahutan

Inikah hari akhir?
Tanyaku dalam hati.
Tanpa perlu mengharap jawaban
mulut terkunci,
dan hati menyeru tasbih perlahan.
Berharap ini bukan waktunya.
Amin...

Sabtu, 27 Oktober 2012

Mari Berbenah Diri

Selamat pagi pemuda indonesia
Calon-calon perintis indonesia baru
Pemegang hak kekuasaan penuh atas Indonesia
Pewaris mutlak Bangsa dan Negara kita
Indonesia...

84 tahun telah berlalu
Senandung suara kesatuan pemuda
Membahana di zaman kolonial
Memberikan semangat baru
Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes,
Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, dan Jong Islamieten Bond
Satukan suara di depan.
Tanah air Indonesia,
Berbangsa Indonesia,
Menjunjung bahasa persatuan Bahasa Indonesia.

Di forum itu,
Para pemuda tertegun untuk mendengar pertama kalinya
Lagu Indonesia Raya.
Kesekian kaliya harapan mereka muncul di permukaan.
Berharap kemerdekaan yang telah menjadi mimpi abadi
selama ratusan tahun
akan menjadi kenyataan.

Tahun 1945 Indonesia merdeka
Lepas dari semua penjajahan
melawan bangsa asing.
Berbekal semangat Kebangsaan
Semagat persatuan.

Hasil jerih payah putra-putri kebanggaan bangsa.
Indonesia merdeka.
Kami merasakan kemerdekaan

Bahkan,
Kini kami mulai beranjak menuju era baru
Setelah melewati masa revolusi
dan reformasi.
Kami beranjak ke masa demokrasi.

Tapi sampai disini kami mengerti
dan menyadari.
Kami harus berbenah
Sebelum zaman baru di depan menghampiri.

Selasa, 23 Oktober 2012

Cerita Masa Kecil

Nak, kemari nak...
akan kuceritakan sedikit kisah masa kecilku.
"Masa kecil kakek seperti aku ya kek?"
kurang lebih seperti itu.

Cucuku memerhatikan dengan semangat.

Dahulu kakek selalu bermain bersama teman-teman sebaya.
Mancing di kali, membuat layang-layang
kemudian menerbangkannya di sawah.
Semilir angin mengiringi kakek kecil berlari-lari
menarik layang-layang membumbung keangkasa.
Matahari terik, dan kakek berteduh diantara rimbunan
pohon bambu dibelakang rumah buyutmu.

Suatu hari di sawah tempat kakek bermain,
ada layang-layang yang unik, mungkin ini paling bagus
yang pernah kakek lihat.
Tidak menggunakan plastik sisa bungkus gorengan.
Tapi berbahan kertas yang berwarna-warni.
Katanya, harganya sangat mahal.
Kakek terkagum-kagum melihatnya.
Kakek tahu hanya orang kaya yang mampu memilikinya.

Kakek kecil tidak berkecil hati membawa layang-layang
buatan sendiri.
"Kenapa kakek tidak membuatnya sendiri?"
Kakek bukan keluarga bangsawan.

Kamis, 18 Oktober 2012

Kehidupan Kolonial

Seribu manusia dirugikan,
Dua belah Wilayah saling membenci,
Kerja adalah paksaan
Diam berarti mati
Makan adalah pejuangan
Mencari nafkah adalah pengorbanan diri

Sulit sekali hidup ini
Nyawa manusia hanya satu
Tapi kehidupan masih banyak
masih banyak alam yang belum kita singgahi.
Mereka kira hidup harus selalu diatas.

Oh, Sulit sekali hidup ini
Pengorbanan adalah sia-sia
Pengorbanan demi anak cucu adalah kebodohan
Kebodohan mengakar pada anak cucu
Kebodohan menjalar merayapi kampung
Mewabah ke setiap wilayah
Menjadi budaya di zaman kala itu.

Oh, Sulit sekali hidup ini
Budaya adalah alam
bumi kita sendiri.
Tanah air kita.

Kini telah habis masa kolonial.

Senin, 08 Oktober 2012

Aku, Kau dan Satu orang tak kukenal

Bila terjadi perselisihan
dua orang saling memperebutkan
menganggap dirinya besar
bisa membuat apa saja.
menjadi yang terbaik adalah pilihan.

Satu orang tak kukenal
tidak bermaksud buruk
hanya ingin membantu
memberikan segalanya padamu.

Pada saat itu aku tak mengerti
bagaimana dan apa maksud tingkah lakunya.
Dan kau mengerti dan pandai menerjemahkan
setiap yang dikerjakannya.
Aku masih tetap mengamati.
Setiap gerak langkahmu.
Kau merasa gembira,
begitu juga aku,
dan sepertinya orang tak kukenal itu juga.
demikian...

Menjaga Kucing

Apa yang biasa mereka dapatkan setelah bekerja
adalah sebungkus uang yang mereka simpan dengan rapi
dibalik branya.
Sambil menaiki bus antar provinsi mereka mencari tempat duduk
sekiranya aman dan nyaman buat menghapus rasa lelah seharian
dan jerih payah satu bulan.
Tapi mereka mengharapkan jatah yang lebih untuk mencukupi
kebutuhan dan segala macam keinginan anak-anaknya.
Orang itu duduk di bangku tiga kursi dekat kaca
sambil sesekali memastikan uang yang baru diterimanya
masih berada pada tempatnya.

Minggu, 16 September 2012

Lampu Pijar

Dalam kepribadianmu
tercermin cahaya suci.
Membuat terang seluruh jalanku.
Setelah kulihat jalan itu terjal
Nyali menjadi ciut.
Semua energi hilang.
Kemudian ku kumpulkan segalanya.
Berbaris di depan kepribadianmu itu.
Kini lebih berani lagi.

Perjalanan habis

Kek, rasanya aku lelah sekali
Perjalanan kita belum juga sampai.
"Sabar nak, ini adalah permulaan".
Kakek selalu bilang begitu.
"Mungkin saja jalanan sangat sepi,
sehingga terasa sangat lama".
Begitukah?
"Ya, begitulah".
Aku ingin segera sampai, dan beranjak tidur.
"Buat apa hidup kalau cuma untuk tidur".
Kemudian mimpi indah datang mengunjungiku.
"Hahaha... Kau ini mulai bisa berkhayal"
Dan dapatkah peri-peri datang dalam mimpiku Kek?
"Hehehe... Mana bisa peri menemui orang malas".
Aku hanya ingin melepas lelah Kek...
"Terus?"
Bermimpi bertemu peri.
"Ya sudahlah, hentikan khayalanmu itu,
kita lanjutkan perjalanan".

Senin, 03 September 2012

Penantian


Panas setahun dibalas dengan hujan sehari
“Iya Kek, kemarin barusan hujan”
Kesenangan para petani meluap
Pak Gito, Man Darsan akhirnya bisa tidur nyenyak.
“Bagaimana bisa tidur nyenyak?
Kemarin waktu hujan, gerah banget.
Panas.”
Biar panas, orang-orang disini bahagia Cu.
“Termasuk Kakek?”
Tentu.
“Aku tidak!”
Biar Kakek pergi ke ladang.
Sekarang. 

Minggu, 02 September 2012

Pinangan


Apa yang barusan kau dengar Cu?
“Anu kek, kata orang berkopiah hitam, pagar rumah kita…,”
Pagar rumah kita kenapa?
“Katanya rusak, padahal kan masih bagus”
Hehehe…
“Trus katanya lagi, tidak ada yang mau betulin”
Betulkah?
“Padahal aku kan bisa,
kalau cuma begitu saja.”
Kamu itu masih kecil, kok ngaku-ngaku bisa.
“Biar kecil tapi aku bisa kok, kalau cuma ngecat pagar.
Kan itu masih bagus Kek.”
Ya sudah lah kalo begitu, biar kakek tanyain dulu
Sama mbak ayumu itu.
“Besok kita betulin bareng-bareng?
Asik-asik”
Hm...

Minggu, 26 Agustus 2012

Menyapa Ibu

Bisa kau bantu aku?
"Apa yang perlu dislesaikan Bu?"
Aku ingin kau dan Kakakmu bahagia.

Mengertilah Perempuanku

Engkaulah bidadariku
selalu tersenyum menyapa
dan aku malu.

Semoga engkau dalam lindungan-Nya
terucap doaku dalam hati.

5 Bersaudara

Perasaan kita semua sama
merasakan ibu kesepian menunggu
akan datang hari yang menggembirakan
Kita, semua anaknya berkumpul dan bercanda
seperti dulu.

Ayah sering menanyakan
"Sekarang tanggal berapa?"
Berharap tanggal 1 Syawal akan tiba
dan tak pernah usai.

Tapi kebahagiaan mereka berdua
bertemu dan berpisah
ada keceriaan dan kesedihan
hanya sejenak kita menghibur masa tua
kedua orang tua kita.

Mereka bangga memiliki kita, anaknya.
Kita harus bangga bersama Ayah dan ibu.
Amin...

Waspada Sekarang

Ah, aku harus waspada.
"Jangan takut kek, Belanda masih jauh".
Hehehe...
"Meskipun Belanda datang lagi, mereka cuma
numpang tidur doank".
Hahaha...
"Mengapa tertawa Kek?"
Dari siapa kau belajar berkata berani seperti itu?
"Dari Bu Guru Kek, mm... Kalau belajar berani, Kakekku yang
mengajariku".
Hahahahaha...
"Kakek dulu pernah bilang, hidup itu harus santai,
tenang, dan damai, toh Belanda masih jauh".
Hmm... Ingatanmu tajam
Tapi Kakek perlu waspada dengan situasi sekarang ini
"Biasa saja Kek, tidak ada yang menakutkan".
Memang kau ini masih muda dan enerjik
Sedang Kakek? Sudah punya cucu
Rambut memutih seiring jalannya waktu.
Apakah kau sadar Cu? Kemarau datang
lama sekali.
Lebaran pun alhamdulillah tak ada hujan.
Anak-anak seumuran kamu menyambut gembira
dengan bersilaturrahmi.
Tidak cuma itu saja, kembang api tak henti-henti menghiasi
langit, mengiringi munculnya bulan Syawal 1433 H.
Aku bersyukur bisa bertemu lagi dengan Syawal 1433 H
Tapi musim akan segera berubah
yang artinya virus-virus penyakit menyebar dan berkembang
sangat cepat.
Berjalan bersama angin.
Sekarang zaman peralihan.
"..."

Rabu, 15 Agustus 2012

Masa Depan

Mari kau kuajak jalan-jalan sejenak sayang.
"Untuk apa kek?"
Ikutlah cucuku terkasih.
"he.em..."
Kau takut, atau justru senang?
"Tidak Kek, justru aku merasa bangga."
Hahaha... Kau itu cucu kakek paling menakjubkan.
"Mengapa demikian Kek?"
Tak tahulah, aku tanya dua hal
sedang kau jawab dengan kata lain.
"Kita mau kemana Kek?"
Hehehe...
Sudah sampai nak, cucuku yang hebat.
Kita sudah lama sampai di dunia masa depan
Dunia penuh keajaiban teknologi.
"..."
Kau tak tau itu?
Buka kedua tanganmu genggam erat arus teknologi,
Buanglah gejolak zaman baru.

Senin, 06 Agustus 2012

Titik-titik indah

"Keindahan patut untuk dikagumi,
buruk juga indah"
Apa yang kau inginkan dari keindahan?
"Aku ingin mengaguminya"
Dimana kau akan temukan keindahan?
"Di setiap jalan yang kulalui,
keindahan itu berjalan tanpa perintah,
mengalir sabagaimana mestinya,
mengerti apa kewajibannya dan
hal yang dilarang."
Lantas berapa keindahan yang telah kau  temukan?
"Aku tak dapat mengiranya"
Mau kau jadikan apa keindahan-keindahan itu?
"Akan kukagumi, sebagaimana diperintahkan"

Apa kau melihat keindahan disini?
"Lebih dari indah, tiada banding alam raya ini"
Bagaimana di rumahmu yang buruk itu? Adakah...?
"Rumahku surgaku"
Surga mana yang kau impikan?
"Apa yang disebut surga itu aku tak pernah tahu,
orang-orang bilang tempat paling indah"
Dunia ini indah, rusak oleh tingkah lakuku.
"..."

Minggu, 05 Agustus 2012

Pribadi Baik

karena semangat hari tuamu

Wajah nampak tak lagi rindu sinar matahari
Karna kulitmu telah lama keriput
Kuku biarlah tumbuh sesukanya
dan patah terbawa masa.

Sapamu, kepada semua orang kau lakukan
Meski zaman bukan lagi milikmu.
Tidak kah engkau tahu,
Zaman keemasanmu telah usai
Sedang keramahan mengalir dari tutur katamu
menjadi saksi buah kedisiplinan pengajaran akhlak
tempo dulu.

Wahai pribadi yang baik
Boleh kiranya engkau menjadi figur
Pemompa semangat
Semangat penembus segala zaman.
Zaman tidak menentu ini.

Sabtu, 04 Agustus 2012

Peronda

untuk Petugas ronda di jl. Menoreh

Hidup mereka terbalik
Cukup berteman dengan sebatang rokok
atau secangkir kopi
pahit dan kental.
Kalian tidur, mereka siap bekerja
Bertugas...

Bukan tak ada giliran tugas
melainkan mengemban tugas
Keamanan adalah hal paling utama
Kepercayaan berada dipundaknya
di dunia mereka.
Dunia lampu petromax peronda.

Rabu, 25 Juli 2012

Anak Pribumi

Dari mana asalmu wahai anak muda?
Sekian kalinya aku tanya
Dia tetap diam.
Apa yang kau tunggu?
Dia makin tak menghiraukanku
Wajah seperti tidak asing
tapi dia terasing sambil memain-mainkan koin.

Berkatalah dia padaku;
Aku anak Pribumi,
Bukan peranakan,
dan bukan pula orang asing.

Kemudian dia pergi
meninggalkan semua pertanyaan-pertanyaanku
yang belum dijawabnya.

Minggu, 22 Juli 2012

Berbuka

Shubuh beranjak
Matahari kembali melesat
Suara adzan dhuhur
membahana memanggil.

Dan kantuk menyapa
sedikit angin mengiringi
mengantarkanku menuju mimpi.

Ashar berjalan sangat cepat
Matahari menjauh dari bumi
menyusup ke barat.
tak lama bunyi-bunyi sirene bersahutan

Sedang aku berbuka di alam mimpiku.

Jumat, 20 Juli 2012

Hujan Gerimis Bulan Juli

Petani-petani telah lama menanti
mereka menumpuk dan terus membangun kesabarannya
dengan panjatan do'a mereka memohon pada sang khaliq
Di beberapa hari terakhir bulan Juni
Mereka meramalkan Juli akan datang hujan
yang berarti semua ladang-ladang mereka
akan kembali bersemi.

Mereka tak lagi sedih karna gagal panen bulan kemarin
justru kini mereka menjadi girang dengan sejumlah harapan.
Waktu biarlah berlalu
membawa seberkas kegagalan musim lalu.
Musim datang silih berganti
menemani para petani menyuburkan ladangnya.
Ladang menjadi tempat terindah
dalam menghadapi situasi gundah.

Petani adalah induk dari ladang
Anak-anak tanpa induk tak mungkin mendapatkan hasil
Seperti panen bulan kemarin
Tak ada petani tak ada panen
Meski berlabel "gagal panen" toh itu ada hasil
Namun rugi.

Untung-rugi menjadi bahan perbincangan mereka
sepanjang hari
Bila rugi, mereka berang
tapi tetap mencintai ladangnya
Jika untung menghampiri
Segala rasa lelah dan letih pergi
Otot yang kejang menjadi lentur.

Hujan gerimis yang dinanti
telah menghampiri ladang dan desanya
Desa menjadi sejuk
Seperti hati para petani.
Alhamdulillah.

Senin, 16 Juli 2012

Hina sebab Kerasnya Ototmu

Tanganmu hitam legam
kau gerakkan kesana kemari
dengan penuh tenaga.
Ada satu yang memompa
semangat keganasanmu menantang mautmu,
meninggalkan sejenis keraguan
yang terkadang merasuk.

Sebagai ahli di lapangan
Semua organ tubuhmu harus bersatu
dan siap mengeluarkan energi
yang kau kumpulkan dari warung dadakan
Mak Dimin.

Keringat mengucur basah
mengiringi semangatmu.

Tapi entah sebabnya
Otot-ototmu dipandang sebelah mata
karna tak pernah meiliki kantor yang jauh dari debu
dan terik.

Sabtu, 07 Juli 2012

Berkata Iya atau Tidak

Kata "ya" atau "tidak"
sulit sekali terucap.
Iya berarti janji
dan tidak adalah menolak.
Dari mana aku mulai menjawab?

Mungkin, itu ciri orang menjawab
menghindar dari penolakan dan perjanjian
Hati kerap sekali ragu
tapi "kata hati itu selalu benar".
Iya, aku yakin itu.

Lari Membawa Sembilu

Manusia punya bahasa sendiri
Tumbuhan berbicara melalui bahasa mereka
Angin berbicara dalam hembusannya
Setiap binatang bercakap dan berkelakar
menggunakan bahasa binatang.

Siapa sangka bayi pun berbicara dengan tangisannya
Balita memiliki keinginan yang kuat
dengan mimik wajah asli
Mereka berbicara
melalui bahasa perasaan
Bahasa naluriah sang ibu
Bahasa tubuh yang mudah terkena penyakit
Karna bahasa mereka tak tersampaikan.

Iba
Bukan tangis, atau rasa sakit yang menusuk
Tapi terpendam dan tersimpan dengan rapih
Segala apa yang telah ditunjukan, diajarkan
dan diarahkan.

Terlihat gambar sesaat dia lari
membawa sembilu.

Jawaban Ganda

Separuh hari sangat panjang
Kadang merasa amat sempit
Meski demikian tiada kan melarang
harus makan seharian beratus-ratus kilo meter
antara Semarang-Pemalang
Pemalang-Semarang.

Sesempit apapun dunia
Aku tak melihat seluruh isinya
Betapa besar dan begitu luasnya dunia
toh aku bisa merabanya
aku pun bisa merasakan betapa indah dan sejuk
alam ini.

Garam rasanya asin
Gula rasanya manis
Apa perbedaan kedua zat itu
"Sulit dimengerti".
Lantas apa yang membedakannya?

Ketahuilah nak...

Dunia ini luas dan banyak yang belum dimengerti
banyak belum benar-benar anda pahami
Jika aku berikan jawaban itu sekarang
Sama saja aku seperti tukang ojek permpatan.


Apa perbedaan kedua zat itu?
Jawabannya ganda.
Tapi belum terjawab untuk saat ini.

Senin, 25 Juni 2012

Kegembiraan dan Kegirangan

Ada yang tidak bisa dimengerti
ketika aku melihat wajah ceria,
ceria bukan berarti periang.
Mereka membalut mukanya
campuran sedikit rasa marah
pada situasi dan apapun yang membelenggu dirinya

Senyum mengembang
menebarkan sejuta arti dan kedamaian diri
tidak perlu saling uji pandang
tapi untuk saling memberi

Minggu, 29 April 2012

Berjanji

Seikat tali suci
memberikan keberanian abadi
melawan penjajah.

Kami berjanji,
sebangsa, setanah air, negara Republik Indonesia.

Berharap Kembali

Siang meradang menutup senyum pagi
anak-anak sekolah kegirangan keluar dari kelasnya.
Menggenggam rencana yang mulus malam nanti
mereka akan berkumpul lagi dengan kelompoknya.
Sedangkan sinar matahari belum juga berlalu
dari dataran tanah ini.
Penuh harap mereka bersabar menunggu malam yang gemerlap
lampu petromax, neon, dan lampu abadi diatas, tinggi sekali
ciptaan tuhan, belum terlihat tanda-tandanya akan menyala.

Dahulu anak-anak seumur mereka sering mendengar cerita dari para sesepuh,
tentang Kancil, Bandung Bondowoso, Rawa Pening dan
berbagai kisah silat.
Mereka rindu mendengar kisah-kisah seperti dulu.
Tetapi, kini tiada lagi yang pandai bercerita dan mendongeng.

Aku pun tak pandai menirukan para sesepuh bercerita
ketika bulan menjadi satu-satunya lampu di desa.
Kenyataan sudah berbeda.
Mereka tak tahu cerita Malin Kundang,
tak tahu cerita Bandung ondowoso
tak tahu cerita Pangeran Diponegoro,
tak tahu cerita nenek moyangnya sendiri.

Rabu, 28 Maret 2012

Linglung

Usia manusia mempunyai batas
Manusia tidak tau batas usianya
Berikan semua hal kebaikan
bukan pada sesama manusia.
Karena manusia tidak hidup dengan golongannya sendiri.

Berikan senyuman indahmu
sampaikan ucapan yang ramah
gelorakan semangat perjuangan
teteskan air mata ketidakberdayaanmu 
pada sang pencipta.

Namun, di suatu masa yang akan datang
manusia akan linglung.
Ingatan hanya bertahan beberapa detik,
kemudian linglung.

Minggu, 11 Maret 2012

Perhelatan

Boming merambat
di internet
televisi
infotainment.
Para khalayak juga ikut-ikutan
berburu info terbaru.
Kalau tidak ada, gimana?
booming terpaksa harus diadakan
bagaimana bisa?
Nanti kita bisa tidak punya bahan pembicaraan
bahan tertawaan
bahan nongkrong
bahan perhelatan seharian
perhelatan tanpa arti
mampu mengisi ruang pikiran kosong.

Kamis, 01 Maret 2012

Antarkan Sampai Ujung

Seseorang telah mengujungi sebuah kampung
entah orang-orang tidak banyak yang tahu
asal-usul wanita itu

Mungkinkah cewek itu kesasar?
Oh, nggak mungkin.
Jaman sekarang semuanya bisa jadi mungkin!
@#%$$$*^%^!@~`})&(^+=0e8--
-Itu bisa jadi...
tak perlu kau pikirkan yang mistis
toh segala yang mistis ikut masuk era global.

Jejaring sosial mana yang belum termasuk?

Hilangkan prasangka burukmu itu
lalu, kau antarkan dia sampai ke Ujung.

Rabu, 08 Februari 2012

Kembang Perhiasan

Tak akan pernah hilang
Sebuah nama anggun tetap melekat
kejadian apapun yang menimpa
sebentar saja menjadi kabar hangat
semua orang tahu
berkali-kali dibicarakan tanpa ada kebosanan
sedikit pun.

Kembang perhiasan terbang
membawa nama indah pemberian nenek
melihat kemilau bintang ia takjub
bersama awan ia bermain
lupa dengan kegelisahan yang menimpanya.

Hari ini ia dilamar
bukan perjaka yang dikashinya
seorang laki-laki berperawakan gagah
pilihan neneknya.

Berteduh Sejenak dulu

Tidak lama memang
hujan biasanya turun sebentar
kamu tenang saja
Bibirku menenangkan, lain dengan hati
'hujan akan terus berlanjut sampai pagi'

Kebimbangan merayap
meraba dari kaki, selangkangan, perut,
dan entah mengapa tak begitu lama
aku merasa dibekap erat sekali
aku bersalah pada makhluk ini


Kebohongan menjadi senjata ampuh
memberi kesan membantu
kesalahan mutlak pasti mudah terbongkar
waktu berjalan selalu
membiarkan keresahan mencuat 
bibir berkomat-kamit menenangkan diri
tapi hujan terus berlanjut
tak apalah, pikirku

'Berteduh, kita lantas mensyukuri
berteduh memberikan peringatan
yang maha agung punya kehendak'.
aku katakan tanpa melihat raut wajah makhluk didekatku.

Rabu, 18 Januari 2012

DARI SEBUAH KAUM

Dalam satu kaum
aku mengajak seorang berbicara
lama kami berbicara
sampai menjadi diskusi
tentang kebudayaan
kemudian tentang pendidikan
kaum kecil yang malang
tidak bisa mendapatkan pendidikan

lama sekali berdiskusi
tentang politik, korupsi,
perbedaan hukuman orang kecil dan terpandang,
kebobrokan moral anak muda,
kemiskinan, bencana alam,
demo.

kami tidak tahu akhir dari diskusi ini
semua berjalan tanpa rem
mulut-mulut nerocos memberikan argumen-argumen yang kuat
ketika merasa mulut kelu
tidak mau berbicara lagi.

tak ada suara di forum diskusi lagi
tapi hati mereka yang bicara
saraf otak memerintahkan tangan
memberikan isyarat-isyarat berargumen
beberapa tangan mulai bergerak
melanjutkan berdiskusi
membahas masalah yang paling aktual
kami masuk kembali dalam lingkaran
sesak penuh argumen-argumen.