Kamis, 25 Juni 2015

Janji

Untuk sebuah perjalanan
Ku kira hati sudah siap
Segala perlengkapan bisa diusahakan
secepatnya ku putuskan, cepat.
Meskipun melakukan perjalanan
yang tergolong tiba-tiba
dan tergesa-gesa
tanpa persiapan
dan pertimbangan matang.

Tapi inilah kebahagiaan yang ada
meski tak ada rencana tuk mendapatkannya
Hatiku puas dengan apa yang kuperoleh
Sebab bila perjalanan tertunda
kebahagiaanku pun bisa sirna
Lantas, kebahagiaan yang sudah terangkum
dalam lembaran planning tidak jadi ku gapai
karena sebuah alasan yang egois
dan oleh sebab alasan yang teknis mengada-ada?
Apa kau mau itu terjadi?

Tentu tidak, bukan?
Maka saudaraku...
Lakukanlah apa yang sudah kau ucapkan dengan bangga
Buktikan dengan aksi gila
dan tepati janjimu yang pernah terucap dulu.

Rentang Jarak

Hari minggu, 13 Juni yang lalu
berkunjung ke malang, kota yang damai dan sejuk.
Terutama Batu-Malang, terletak di dataran tinggi yang asri dan ramah
dalam menyapa para wisatawan.
Batu benar-benar bahagiakan para pengunjung

10 jam terduduk murung dalam gerbong kereta
menuju Malang, Stasiun Kota Baru
Entah, apa yang ada dalam pikiran saat itu
Malang adalah kota impian.
Itu saja.
Tak ada yang lain.

Sebenarnya dalam hati aku ingin mengajaknya
Tapi secepatnya kulenyapkan pikiran itu
"Ini belum saatnya, waktunya tidak tepat! Sia-sia saja".

Kuarahkan pandangan ke seluruh sudut ruangan
Di dalam gerbong kereta begitu senyap
sesak penuh koper, carier dan ransel besar.
Pemiliknya pulas dalam mimpinya masing-masing
Mungkin pasangan suami istri yang rela tidur di atas koran
demi 2 buah hati kecilnya yang sudah terlelap di kursi
sudah sampai di kampung halaman
Disambut oleh Kakek-neneknya yang sudah rindu
ingin mencium dan menggendong cucunya.

Perjalanan malam punya kesan lain
daripada biasanya yang selalu riuh-ramai,
panas terik dan udaranya yang pengap.
Di bawah lampu yang terang
Ini terkesan damai
Lalu ku buka novel yang kusiapkan dari Semarang
Tidak lama membolak-balik tiap halaman yang telah terbaca
tiba-tiba kantuk menyerang ketika dini hari telah lewat
seiringan dengan perjalananku ke Kota Malang

Buku ku tutup, masih terpegang oleh tangan kananku
Ku pejamkan mata yang lelah ini pelan-pelan
tergambar parasnya yang cantik, mengagumkan
dan sedang ku rindu ingin bertemu
Namun sayang tak dapat ku temukan dalam mimpi
sebab buku yang ku pegang terjatuh
Segera kuambil dan kubaca lagi.

Tiba di Jebres Solo
Keretaku berhenti cukup lama
Tidak untuk menunggumu
Akan tetapi membiarkan para eksekutif mendahului
meluncur deras ke arah matahari terbit dengan gagah.
Kemudian perjalanku berlanjut mencoba mengejar
Keretaku dipacu lebih cepat.
Sayang tertinggal sangat jauh,
terlampau jauh rentang jarak yang perlu ditempuh.

Rabu, 10 Juni 2015

Perjalanan Panjang

Perjalanan panjang
Kapan ini bisa terangkum
sesuai rencana impian?

Semarang sudah lama berteman
Inginku datangi Medan
Inginku datangi Malang
Inginku datangi Bandung
Inginku datangi Makasar
Inginku datangi Jepang...

Ini bukan sekadar angan yang akan hanya terekam
memori dan ingatan.
Karna ku rindu pada perjalanan panjang.

Dalam mimpi pernah kulakukan ini bersamanya.
Ku harap ini akan terulang dalam kenyataan. Amin.

Pesan I

Hari berlalu begitu saja
Kutinggalkan jejak kebinatanganku
Dia bilang, hari ini kau gila sekali, ada apa sebenarnya?

Aku pun tak tahu, mengapa demikian terjadi
Saya tidak merencanakannya
Hanya waktu dan kejujuran yang menghantarkanku
menelusuri jalan yang teramat pilu.

Kebenaran sudah ku katakan
sedikit ragu, pada mulanya.
Tapi saat itu diriku penuh keyakinan, 
agar tidak ada kemunafikan dan kerahasiaan
dengan ujung ketidakmenentuan.

Berulangkali kuingatkan
Jangan mengatakan hal yang sensitif.
Katakanlah apa pun yang positif
serta kebenaran dan kejujuran, dengan hati.
Emosi dan perasaan agaknya sangat menentukan
Itulah sebabnya saya ceritakan dalam bentuk demikian
Agar otak bisa berjalan dengan semestinya dan baik
tanpa ada sangkut paut perasaan.
Dan hati bisa menerima.

Lalu dia ucapkan terima kasih
atas keberanianku berkata jujur.

Dan kini aku pun tahu
Dia telah tumbuh dewasa
Tidak secara fisik saja...
Saya bahagia

Aku buat pesan ini
Karna ku malu mengatakan rindu
Pada suaranya, dan tingkah lakunya.