Rabu, 18 Januari 2012

DARI SEBUAH KAUM

Dalam satu kaum
aku mengajak seorang berbicara
lama kami berbicara
sampai menjadi diskusi
tentang kebudayaan
kemudian tentang pendidikan
kaum kecil yang malang
tidak bisa mendapatkan pendidikan

lama sekali berdiskusi
tentang politik, korupsi,
perbedaan hukuman orang kecil dan terpandang,
kebobrokan moral anak muda,
kemiskinan, bencana alam,
demo.

kami tidak tahu akhir dari diskusi ini
semua berjalan tanpa rem
mulut-mulut nerocos memberikan argumen-argumen yang kuat
ketika merasa mulut kelu
tidak mau berbicara lagi.

tak ada suara di forum diskusi lagi
tapi hati mereka yang bicara
saraf otak memerintahkan tangan
memberikan isyarat-isyarat berargumen
beberapa tangan mulai bergerak
melanjutkan berdiskusi
membahas masalah yang paling aktual
kami masuk kembali dalam lingkaran
sesak penuh argumen-argumen.