Jumat, 30 November 2012

Purnama Fajar

Kenapa bulan bisa bercahaya?
Seribu ilmuan tentu bisa menerangkannya
Tapi kira-kira seberapa banyak warna yang bisa kau baca kawan?

Entahlah...
Aku menyebutnya purnama fajar
bolehkah demikian?
Ini lebih indah dari yang pernah kulihat setiap bulan.

Tapi apa yang aku temukan di bawah purnama fajar?
Duh... Aku terharu melihat mereka
yang berjalan searah denganku tanpa rasa lelah
melangkahkan kakinya.
Tak ada satupun pemuda-pemudi

Duh... Inikah zaman yang kulalui?
Anak muda malas
sedang yang tua bekerja keras?

Minggu, 25 November 2012

Semarang - Pati


Segalanya sudah aku persiapkan buat besok
Iya, aku yakin tidak ada satu pun yang tertinggal,
Dan besok sebelum matahari meninggi
Aku harus sampai di Kudus, Kota Kretek
dulu aku sering mengunjunginya
hanya untuk menghilangkan kejenuhan rangkaian
pengajian dan hiruk pikuk duniaku tempo dulu.
Sekarang tiada beda dengan empat tahun sebelumnya
Kudus member keindahan dan keramahan menyapaku
‘Selamat datang kawan…’ begitu ucapnya, kira-kira.
“Terima kasih, tapi aku tidak dapat singgah,
sebenarnya aku ingin berziarah dahulu,
tapi mungkin ini bukan waktu yang tepat,
kuharap bulan depan aku bisa mengunjungimu kembali dan singgah
untuk berbicara lebih lama denganmu”.

Rencana seringkali tidak sesuai dengan pelaksanaannya
Matahari sudah menyapa perlahan kepada duniaku
Aku bangun dan bergegas, bersiap-siap, mengecek semua barang bawaan.
Hari ini aku pergi, bebas.
Perjalanan lancar karena hari masih pagi,
Masih lengang, tak banyak truk, bis, dan pengguna mobil pribadi.
Akan sangat cepat perjalanku kali ini. Amin. 

Senin, 12 November 2012

Semarang, senja menunggu bulan

Kurang rasanya
Sebab aku tak bisa menyapa bulan
Kulihat bapak-bapak Polantas sibuk
mereka lupa menyapa rembulan senja ini
rembulan tak butuh sapa mereka
tapi rembulan selalu mengawasi
mengawasi dari alamnya sendiri.
sementara para Polantas masih bercengkrama
dengan seribu kendaraan yang lalu-lalang
seiring lampu hijau menyala.

Senja belajar pada bulan
dalam paruh bulan mereka berdua bertutur sapa
berjalan bergandengan tangan di malam sunyi.

Tapi sayang bulan sedang memperhatikan tingkah
seorang berseragam sedang dinas.
Berjalan dengan tegap penuh percaya diri
berbicara menggunakan nada-nada berbeda
kepada sesuatu yang bukan miliknya dan tak dikenalinya.

'Apa yang kau lakukan?' begitu kata bulan.
'Istirahatlah sejenak untuk menikmati senja bersamaku'

Deru mesin, suara klakson menutup indra yang dimilikinya
Dia masih bekerja
memberi nafkah keluarga.

10 November

Seremonial berlalu
Menggugurkan berbaris-baris acara yang rapi
tersusun seperti kawanan semut
berpindah dari satu hunian ke hunian lainnya.

Memang sudah berakhir
Pekerjaan berat yang harus dipikul
                mengorbankan banyak nyawa
                menguras keringat bangsa ini

Lihat!
Inilah hasil yang kau tanam
Berhasil kami petik
Kemerdekaan bangsa Indonesia.

Pahlawanku tanpa lelah
      mengusap keringat di dahinya
belum berakhir.
      Karena perlawanan masih terus berlanjut.
sampai titik darah penghabisan.

Kami anak bangsa
seribu tanggung jawab di genggaman tangan
menjaga bangsa Indonesia.

Sembunyi-sembunyi


"Apakah ada dunia lain di negeri ini?"
Apa yang kau inginkan nak?
"Kebahagiaan dan ketentraman Kek".
Tidakkah kau bahagia bisa hidup dengan kedua orang tuamu,
kau juga punya banyak teman. he?
"Aku tidak tahu mana teman mana lawan"
Ha!
Benarkah yang kau ucapkan itu
"Mereka seperti kura-kura, pandai bersembunyi".

Sabtu, 10 November 2012

Geliat Demokrasi

"Kakek, besok pesta demokrasi menuju puncaknya,
Apa Kakek juga mengikutinya?"
Iya, Kakek punya hak untuk ikut
"Bolehkah aku mengikuti pesta itu?"
Boleh saja, toh kamu juga warga indonesia
"Tapi kenapa aku tak bisa memilih pasangan calon?"
Itu sebab kamu masih kecil
"Kalau masih kecil tidak bolehkah ikut pesta?"
Siapa bilang demikian?
Semua orang berhak menikmati pesta itu
Hanya saja haknya berbeda-beda.
"Terima kasih Kek"

3 November

Siang tak ada satupun tanda
bahwa malam ini akan tiba

Malam memberikan tanda
petir, angin dan suara guntur bersahutan

Inikah hari akhir?
Tanyaku dalam hati.
Tanpa perlu mengharap jawaban
mulut terkunci,
dan hati menyeru tasbih perlahan.
Berharap ini bukan waktunya.
Amin...