Selasa, 19 April 2016

Bom Waktu

Kapan waktu itu akan habis
lalu, luluh-lantahkan semuanya
yang sudah diatur rapi
yang sudah porak poranda

Ku tak ingin menunggu waktu berjalan
entah ini bergerak maju atau mundur
semuanya menjadi sangat menggelisahkan
seperti seorang perempuan menunggu pacarnya
yang sudah telat setengah jam
Apakah kekasihnya akan datang menjemput
ataukah pujaan hatinya itu mengantarkan selingkuhannya
belanja di mall?

Perasaan perempuan dalam 10 menit
menghasilkan milyaran praduga
Prasangka baik dan buruk
berbanding 20 persen dan 80 persen
Bom waktu tetap masih dalam keadaan menyala
Sekejap lagi akan habis
waktu yang ada hanya sekian detik
lalu akan menghancurkan segalanya
cerai-beraikan prasangka yang tertimbun

Berantakan...

Aku Bawa Cinta

Aku sungguh beruntung mengenalnya
        bahagia mencintainya
        senang bercerita padanya
        gembira ketika bertemu dan bisa berbagi tawa
Gelisahnya gelisahku
Dia rapalkan doa kuiringi dengan amin
dan ku ulangi doanya setiap kali ku memohon kepada-Mu

Hanya kepada-Mu lah ku menyembah,
dan hanya kepada-Mu lah aku mohon pertolongan
Lindungilah dia dari badai
dari gelombang
dari api kedengkian
Luapkanlah keluasan kasih sayang-Mu padanya
Hembuskanlah angin kebahagiaan-Mu untuknya
Alirkan kemurnian ilmu-Mu baginya
Kokohkan semangatnya
Teguhkan hatinya untuk selalu mengingat-Mu
Lembutkan perilakunya...

Dengan izin-Mu lah aku merasa bahagia
sangat bahagia memiliki cinta
Dianugerahi cinta

Ku perhatikan ini tumbuh
bersama hujan yang membasahi bumi tiap sore
menjadi teman saat sunyi gelap malam
menjadi bintang saat langit mendung
menjadi oase di padang tandus
menjadi arah untuk melangkah saat hilang arah
Ingin ku ucap beribu terima kasih
tapi tak cukup kiranya
sayang belum sempat

Dengan kehendak-Mu lah segalanya bisa berubah
Aku menjadi tidak peduli padanya
membiarkannya dalam keadaan menyedihkan sendiri
Bahkan,
Kugoreskan luka pada hatinya yang sudah sakit

Sesaat itu berlalu
Aku kira bisa sembuhkan lukanya
Ku bawakan pil penawar tapi dia tak suka rasa pahit
Ku cari resep cina yang mujarab, dia sangsi itu bisa
sembuhkan lukanya

Kun Fayakun
Bila Engkau berkehendak maka jadilah

Sudah ku terima jalan yang indah
dan ku lewati dengannya
ingin lagi menapaki jalan yang sama
Namun, kehendak-Mu tidak sama
Badai asmara belum berakhir
Gelombang cinta pun tak menentu arahnya
Biar ku bawa sendiri
Aku harap bisa dipertemukannya lagi.