Di malam penghujung tahun
aku menggigil dan nyaliku terus menciut
mendengar derum sepeda motor berlalu-lalang di jalan depan rumahku
terus menggema
menyambut datangnya harapan baru.
Anak-anak, remaja, dan semua orang bergembira
menyambut dan merayakan pergantian tahun.
Tapi di dalam ruang yang sempit dan pengap
badanku tergeletak tak berdaya
kegelisahan merasuki setiap sendi-sendi
dan ketakutan meraba semua indera
tidak ada perasaan yang membawaku larut
dalam kemeriahan dan gemerlap di penghujung tahun ini.
Keadaan menggiring jiwaku
memasuki ke setiap kejadian masa lalu.
Kebohongan, kecongkakan, kedengkian,
kemalasan, janji-janji palsu,
dan kemunafikan yang telah kuperbuat selama ini.
Muncul
berurutan
dan berulang-ulang.
"Inikah yang telah kulakukan?"
Wahai Tuhan yang maha agung
telah kau berikan kenikmatan kepadaku
tapi inilah yang telah terjadi.
"Nikmat Tuhan manakah yang telah ku dustakan?"
Wahai Tuhan yang maha pengampun
telah kuperbuat segalanya
yang menjadi larangan-Mu.
Dan kini tak bisa ku merasakan apapun di dunia ini
Kupasrahkan semuanya kepada-Mu.
Di penghujung tahun ini
aku duduk termenung larut dalam tangis
menyebut nama-Mu.
Allahu akbar... Allahu akbar... Allahu akbar