Minggu, 01 November 2015

Dahulu Sebelum Kelulusan

Silahkan datang berkunjung bila berkenan
Seperti biasa akan kutawarkan secangkir kopi atau teh
untuk menemani kita berbincang
Seperti malam-malam yang dulu
banyak hal yang kita ceritakan,
perihal kesialan hari ini, atau pun keberuntungan,
dan sampai menentukan kapan akan datang hari kelulusan.

Ini hari yang bahagia, bukan?
Tentu menyenangkan, sebab bisa memakai toga,
tanda kelulusan, dan itulah akhir dari perkuliahan

Besok akan datang satu kesibukan
Mencari kerja,
Membeli koran hari sabtu, mungkin ini cara efektif
atau browsing di internet, mungkin sangat membantu
Akhirnya, setelah 4 jam mencari lowongan
dengan teknologi terkini
Nihil...
tidak ada posisi yang sesuai

Dahulu sebelum kelulusan
Kau katakan,
"Seperti biasa, diskusi akan selalu kita lakukan
bersama secangkir kopi atau teh"

Namun kesempatan itu ku tunggu
bersama secangkir kopi, hingga larut
diskusi berakhir bisu tanpa siapa pun datang

Rabu, 14 Oktober 2015

Banyuwangi

Aku ingin bersamamu menyambut pagi
memandangi sang surya terbangun dari ujung jawa
di Banyuwangi
dari kota yang menyebut dirinya Sunrise of Java
bersama kita dengarkan debur ombak di pantai 
bersama kita rasakan pesona keagungan Tuhan menciptakan dunia
bersama-sama kita nikmati irama lagu romansa cinta
seperti kisah lika liku cinta romeo dan juliet
atau kisah klasik Sam Pek Eng Tay dari negeri Cina
atau kisah mashur zainudin dan hayati karya Hamka.

Kisah cinta selalu rumit sayang
tidak mudah untuk merangkai jalinan kasih yang ada
Apa yang kita rencanakan, hati kadang hanya berdiam diri,
membiarkan nyala api tergoyang angin
sayang, aku ingin bersamamu satukan energi
untuk menahan, agar api cinta tidak redup
dan tetap hidup.

Ini mungkin kota terakhir dalam impian
yang ingin kunikmati keelokannya bersamamu
yang ingin kuberdiri bersamamu menyaksikannya dengan mataku sendiri
keindahan pesonanya
Setelah itu akan ku buat rencana besar!
Keliling dunia.

Kamis, 27 Agustus 2015

Inilah akhir

Apakah dunia akan berakhir?
Jika apa yang sudah dicita-citakan sudah tergapai
Yang berukuran hanya setitik noda dalam kanvas putih besar
Lalu tak lagi kau meneruskan irama imajinasi,
tuk dijadikan sebuah karya yang membanggakan,
yang berharga dan dihargai.
"Apa lah maksud saya memulai,
melakukan sebuah hal yang tidak tahu langkah
apa selanjutnya untuk dikerjakan?"
Tak ada guna,
hanya merusak keindahan kewajaran pada dunia.

Kamis, 25 Juni 2015

Janji

Untuk sebuah perjalanan
Ku kira hati sudah siap
Segala perlengkapan bisa diusahakan
secepatnya ku putuskan, cepat.
Meskipun melakukan perjalanan
yang tergolong tiba-tiba
dan tergesa-gesa
tanpa persiapan
dan pertimbangan matang.

Tapi inilah kebahagiaan yang ada
meski tak ada rencana tuk mendapatkannya
Hatiku puas dengan apa yang kuperoleh
Sebab bila perjalanan tertunda
kebahagiaanku pun bisa sirna
Lantas, kebahagiaan yang sudah terangkum
dalam lembaran planning tidak jadi ku gapai
karena sebuah alasan yang egois
dan oleh sebab alasan yang teknis mengada-ada?
Apa kau mau itu terjadi?

Tentu tidak, bukan?
Maka saudaraku...
Lakukanlah apa yang sudah kau ucapkan dengan bangga
Buktikan dengan aksi gila
dan tepati janjimu yang pernah terucap dulu.

Rentang Jarak

Hari minggu, 13 Juni yang lalu
berkunjung ke malang, kota yang damai dan sejuk.
Terutama Batu-Malang, terletak di dataran tinggi yang asri dan ramah
dalam menyapa para wisatawan.
Batu benar-benar bahagiakan para pengunjung

10 jam terduduk murung dalam gerbong kereta
menuju Malang, Stasiun Kota Baru
Entah, apa yang ada dalam pikiran saat itu
Malang adalah kota impian.
Itu saja.
Tak ada yang lain.

Sebenarnya dalam hati aku ingin mengajaknya
Tapi secepatnya kulenyapkan pikiran itu
"Ini belum saatnya, waktunya tidak tepat! Sia-sia saja".

Kuarahkan pandangan ke seluruh sudut ruangan
Di dalam gerbong kereta begitu senyap
sesak penuh koper, carier dan ransel besar.
Pemiliknya pulas dalam mimpinya masing-masing
Mungkin pasangan suami istri yang rela tidur di atas koran
demi 2 buah hati kecilnya yang sudah terlelap di kursi
sudah sampai di kampung halaman
Disambut oleh Kakek-neneknya yang sudah rindu
ingin mencium dan menggendong cucunya.

Perjalanan malam punya kesan lain
daripada biasanya yang selalu riuh-ramai,
panas terik dan udaranya yang pengap.
Di bawah lampu yang terang
Ini terkesan damai
Lalu ku buka novel yang kusiapkan dari Semarang
Tidak lama membolak-balik tiap halaman yang telah terbaca
tiba-tiba kantuk menyerang ketika dini hari telah lewat
seiringan dengan perjalananku ke Kota Malang

Buku ku tutup, masih terpegang oleh tangan kananku
Ku pejamkan mata yang lelah ini pelan-pelan
tergambar parasnya yang cantik, mengagumkan
dan sedang ku rindu ingin bertemu
Namun sayang tak dapat ku temukan dalam mimpi
sebab buku yang ku pegang terjatuh
Segera kuambil dan kubaca lagi.

Tiba di Jebres Solo
Keretaku berhenti cukup lama
Tidak untuk menunggumu
Akan tetapi membiarkan para eksekutif mendahului
meluncur deras ke arah matahari terbit dengan gagah.
Kemudian perjalanku berlanjut mencoba mengejar
Keretaku dipacu lebih cepat.
Sayang tertinggal sangat jauh,
terlampau jauh rentang jarak yang perlu ditempuh.

Rabu, 10 Juni 2015

Perjalanan Panjang

Perjalanan panjang
Kapan ini bisa terangkum
sesuai rencana impian?

Semarang sudah lama berteman
Inginku datangi Medan
Inginku datangi Malang
Inginku datangi Bandung
Inginku datangi Makasar
Inginku datangi Jepang...

Ini bukan sekadar angan yang akan hanya terekam
memori dan ingatan.
Karna ku rindu pada perjalanan panjang.

Dalam mimpi pernah kulakukan ini bersamanya.
Ku harap ini akan terulang dalam kenyataan. Amin.

Pesan I

Hari berlalu begitu saja
Kutinggalkan jejak kebinatanganku
Dia bilang, hari ini kau gila sekali, ada apa sebenarnya?

Aku pun tak tahu, mengapa demikian terjadi
Saya tidak merencanakannya
Hanya waktu dan kejujuran yang menghantarkanku
menelusuri jalan yang teramat pilu.

Kebenaran sudah ku katakan
sedikit ragu, pada mulanya.
Tapi saat itu diriku penuh keyakinan, 
agar tidak ada kemunafikan dan kerahasiaan
dengan ujung ketidakmenentuan.

Berulangkali kuingatkan
Jangan mengatakan hal yang sensitif.
Katakanlah apa pun yang positif
serta kebenaran dan kejujuran, dengan hati.
Emosi dan perasaan agaknya sangat menentukan
Itulah sebabnya saya ceritakan dalam bentuk demikian
Agar otak bisa berjalan dengan semestinya dan baik
tanpa ada sangkut paut perasaan.
Dan hati bisa menerima.

Lalu dia ucapkan terima kasih
atas keberanianku berkata jujur.

Dan kini aku pun tahu
Dia telah tumbuh dewasa
Tidak secara fisik saja...
Saya bahagia

Aku buat pesan ini
Karna ku malu mengatakan rindu
Pada suaranya, dan tingkah lakunya.

Rabu, 06 Mei 2015

Api

Hiduplah urat-urat yang kaku kedinginan di musim ini
Buka halaman yang tidak pernah terbayangkan
untuk segera kau jadikan kenyataan!
Bangkitlah
dan mulailah dari sekarang!
Kau kini penuh kobaran api

Rabu, 29 April 2015

Berakhir

Sebulan berjibaku dengan alat elektronik
makin lama masalah yg terjadi ini tambah pelik
ingin segera menuntaskan secepatnya
dalam 1 malam, hingga shubuh datang

Namun mata yg selalu terjaga ini sudah rapuh
"Kerja seperti ini melelahkan, 
tidak bisakah tuan memilih waktu pagi?" katanya memprotes.
Mulut hanya terdiam
Tiada kata yang bisa diucapkan untuk menimpalinya

"Saya bersabar," mata terdiam sejenak "hingga suatu hari nanti pasti akan berakhir." lanjutnya.
"Ini akan segera berakhir," kata mulut membenarkan.

Minggu, 15 Februari 2015

Mimpi Berakhir

Sebuah pesan mengabarkanku harapannya terkabul

Kau tentu berbahagia,
tersenyum membayangkan hal yang selanjutnya
akan terjadi dan menjadi kenyataan
Kemudian kau sadar
Ini dunia nyata!
Sudah seharusnya kudapatkan kesempatan ini
dengan usaha keras setahun silam.

Pesannya tertulis:
Hai, apa kabar? Kemudian ucapan terima kasih, 
dan terakhir, selamat malam minggu dan 
jangan lupa berbahagia, ya.
Saya balas pesan darinya,
Ya, syukurlah...

Dalam hati saya berdiam diri, menutup mata
mengulas cerita yang sama:
Kita punya kesamaan sebelum pesan singkat itu masuk
Kita hidup dalam ketakutan
Takut hal-hal yang buruk itu datang, menjadi nyata.
Maka untuk tidur pun rasanya enggan
Terpaksa kita berusaha agar mata kita tetap terjaga.

Bila kita pejamkan mata
seperti kita terlempar ke dunia yang kelam
datang suatu kenyataan pahit
berada tepat di garis depan di tempat yang teramat jauh
Hanya bertemu segelintir manusia beruntung
Entah bagaimana kau sebut manusia yang hidup di garis depan
Beruntung atau sial, entah mana yang tepat untuk disebut.

Kita biarkan mata ini terus hidup
Tanpa sadar
Muncul kantung hitam di bawah mata kita.
Badan pun sudah kita biasakan bergerak dan aktif
setiap waktu, ketika semua manusia lain tertidur pulas,
beristirahat, dan mendengkur keras.

Insomnia yang terbuat ini sepertinya
sudah kau akhiri, penyakit sudah kau usir
hingga semalam bisa kau tidur nyaman tanpa beban
rasa ketakutan.
Kadang terasa mimpi, tapi ketakutan ini nyata
Jiwa dan raga sudah terlatih hingga luwes untuk berjibaku
jatuh-bangun, berdiri lalu berlari
mengejar sesuatu yang belum pasti.

Saya buka mata, kemudian
saya bersyukur masih dalam keadaan yang dulu
dalam ketakutan, dalam mimpi buruk yang tidak ingin
saya temui dalam tidur.
Tapi daya apa saya punya
untuk mengusir, bersembunyi, atau
memusnahkan mimpi ini?

Inikah jalan saya?

Dalam gelap saya hendak berjalan
tanpa ada penerang, mana bisa
Ku berjalan dan bertahan tak ada teman.

Pesan Singkat

Tiada siapa pun orang datang
Kurir pun tak pernah berkunjung
mengantarkan sebuah amplop
yang dikirim khusus untukku.

Zaman sudah lain, berbeda
Seperti dirumuskan jelas oleh Heraclitus:
Segala sesuatu adalah tiada, karena
segala sesuatu itu (fluid) mengalir,
secara terus menerus berubah,
terus-menerus dalam kemenjadian 
dan lenyap menghilang.

Surat kertas hanya berlaku pada instansi-instansi
Pribadi-pribadi bertukar pikiran dan memberi kabar
dengan pesan elektronik singkat
Mengetik sesingkat-singkatnya
Memodifikasi seaneh mungkin
Menciptakan gaya bahasa dan struktur kata sendiri
Sampai muncul trend yang menjemukan
yang tidak penting
dan tidak sopan, menurut orang jaman dulu.

Sabtu, 14 Februari 2015

Happy Ending

Untuk gerimis

Tiada angin membawa kabar
Tiba sebuah surel dari sahabat
Dia sapa saya
Wa'alaikum salam neng, jawab saya
Saya datang ke tempat ini langsung ingat kamu bang...
Tulisnya demikian.
Oh iya? jawab saya
Kemudian cerita bersambung ke berbagai hal
Tapi akhirnya hanya berujung pada kenisbian
Tidak seperti kisah-kisah perjuangan
yang selalu happy ending.

Perjuangan kita sudah habis masanya
sudah berakhir
Perjuangan telah berakhir, hanya anda
Tertinggal saya yang terlewat belum mencapai garis finish
Saya lihat masih panjang
Jalan yang kujejakkan adalah kosong
Tanpa siapa pun
Semoga Happy Ending. Amin.

Pencuri

Hilang dimana?

Kata yang kusimpan betahun-tahun
di bawah bantal
seketika lenyap
Saat ibu masuk dalam kamar
kemudian keluar lagi diam-diam

Kata adikku yang baru bisa calistung
ibu membawa kertas merah
lalu membakarnya di belakang rumah

Ku tanya lagi adikku yang baru bisa calistung
Apa ibu membawa sebuah kata?
Hanya geleng-geleng responnya.

Mungkin anak ingusan ini yang memindahkannya
pada buku tulis miliknya.
Bangsat!

Rabu, 11 Februari 2015

Air

Di ibu kota
Kalap
Kota tergenang
Ekonomi tersendat berhenti
Sama dengan cerita para nelayan
Di lautan luas lepas
Angin mengoyak layar
Porak poranda
Badai tiba-tiba datang menyerang
Memang sejak kemarin tak terlihat lintang

Di rumah, sanak keluarga diam
sesenggukan melihat air
menempati ruang pelupuk mata
dua hari lampu padam
persediaan makanan sudah habis oleh air.

Senin, 19 Januari 2015

Pergolakan

Saya jalani saran anda
saya ikuti
saya jadi penurut
saya manut
saya menurut apa yang anda katakan
saya sendiko dawuh

tapi tubuh ini bukan budak
enak saja menganggap saya sama!

Seribu Tanya

Dingin menusuk sampai tulang
apa maksudnya?
seringkali pertanyaan-pertanyaan simple muncul
secara tiba-tiba
kemudian pertanyaan lain pun ikut keluar
Memangnya siapa yang mau menjawab?
Kebingungan sendiri
karena dihadapkan deretan pertanyaan
yang simple tapi memaksa otak untuk berfikir
Pertanyaan yang mulai banyak tak terjawab
mulai terabaikan
lalu lahir pernyataan provokasi
Percuma saja bertanya namun tiada jawab

Sabtu, 03 Januari 2015

Mengenang Sahabat

Kubawa semut kecil
ke rumah barunya
kusemayamkan
kutahan duka lara nestapa
kubendung kucur deras air mata

Di akhir cerita singkat ini
doaku selalu ada untukmu

Kamis, 01 Januari 2015

Gerimis dan Hujan

Untuk sahabat,

Gerimis mulai jatuh dari langit
inikah yang kau yakini sebagai air mandi para bidadari
di langit biru perlahan muram agak sedikit padam
matahari tertutup awan
Ini tanda akan tiba hujan
Seorang dusun di dalam hutan bergegas
tinggalkan kayu, rotan lalu sibakkan dahan
Berlari...
Orang itu tahu akan tiba badai
hujan disertai angin lebat
menggoyang-goyangkan akar pohon menjulang
Beruntung orang itu sampai sebelum badai
Dia cukup senang

Namun, kau sahabat gerimis
hujan di pelupuk matamu yang sayu menggumpal
saat gerimis...
Sebab kau teringat kisah-kasih masa lalumu
yang indah... katamu
Indah sekali... Terlihat sudut bibirmu tersenyum simpul

Bisakah kau bendung
mutiara kristal untuk tidak mencair
membasahi pipimu?
Oh, kau sangat manja
mungkin ingin dimanja
Oh, tapi tidak, gerimis...
Itu hanya firasat burukku
Kau orang yang hebat, lembut dan santun

Apa kabarmu, sahabat hujan
kerinduan kadang menyelinap
kemudian tiba-tiba muncul di depan
kau coba seduh secangkir kopi hitam saat hujan
hitam serasa pahit dan pilu di kisah kehidupan
Aroma kopi sangat menggoda
Namun, aroma seringkali menipu
seperti tampilan aktor panggung di depan rapi
sebenarnya rapuh dan busuk di dalam
Aromanya yang harum namun rasanya pahit pada dasarnya
seperti kehidupan di dunia fana.

'Cukup kuberi dua sendok gula
agar hidup ini tak lagi pahit' katamu.
Namun rasa kopi tidak akan mudah berubah
segampang membalik telapak tangan
'Ada rasa pahit yang mengikat dalam kehidupan
di alam ini' katamu.

Selamat tinggal penghujung tahun
genggam erat harapan impian masa depan

Geimis dan hujan
melebur...
menjadi satu dalam debur
ombak bergulung-gulung
kemudian muntahkan inspirasi dan imajinasiku. Salam.

Angan II

Apa yang anda agendakan?
Saya hanya bertanya! 
Bukan ingin membaca pikiran
atau meramal masa depan.
...
Tak ada jawaban
Saya lebih baik diam dalam kolam
terapung pura-pura mati
mungkin kau masih sakit hati
sebab kulit kisahmu sudah kulucuti
tak sengaja kutemukan borok
yang tak pernah sekali pun terobati

Tolong maafkan khilaf dengan sepenuh hati.

Angan I

Telah terbuka lembar baru
kosong...
Adakah planning?
Dimana harapan
atau sedikit catatan masa depan?

Masa ini sudah datang..
Sejenak kepala terasa pening
hening...
terpikirkan planning dan angan-angan
Adakah cita-cita sudah tercapai?
Jangan katakan kalau masih berandai-andai?

Tertunda

Kusaksikan di kota ini
di penghujung tahun
Hiruk pikuk lepas terkupas
banyak napas yang terlepas
Mungkin memang kisah hidupnya yang naas
meski tidak terkena api ganas trengginas

Telah hilang beban
berlalu...
meski hidup teramat pilu
bagai api meredup dan lidah ini mulai kelu

Datang serentetan agenda
Kocar-kacir dalam folder-folder data
sebab agenda sudah lama tertunda
tiba saatnya menyelesaikannya