Sabtu, 12 Maret 2016

Jalan Sulit

Bayangkanlah kalau mimpi tak mampu lagi
memberimu semangat, dorongan untuk melangkah
dan kini kau duduk menikmati saat yang sangat nyaman
kesuksesan yang tak sempurna
Ironis

Kau katakan bahwa kebahagiaannya saat ini
belum seberapa jika dilakukan dengan sungguh-sungguh

Apa yang kau nikmati saat ini?
Hasil materi yang membuatmu tertawa puas?
Gemerlap dan kemewahan yang dapat kau miliki dengan mudah?
Atau keilmuan yang membuatmu terkenal di penjuru dunia?

Heh!
Hahahaha...
Semu
Abu-abu
Hanya bayangan semu palsu yang kau lihat
rasa penyedap makanan yang kau cecap
dan kau tidak mengerti itu semua

Dan kau tahu?
Sungguh menyedihkan
jika mimpiku tak lagi kumengerti
kemana arah yang dituju

Semua mimpi biar saja hilang
dan kulakukan kembali proses mendapatkannya
untuk bisa kunikmati setiap jalan yang kulewati
dan ku tak akan mencari jalan pintas
Sejujurnya pun tak pernah ku temukan jalan terabas
pasti kan ku lalui jalan yang terjal dan berliku
yang pasti itu akan membuatku lebih memahami
setiap jalan yang berliku itu
sudah berkali-kali kulewati
dan ku hafal pada perempatan mana ambil kiri
dan pertigaan depannya aku harap bisa sampai
Aku yakin bisa sampai titik yang ku tuju

Jumat, 04 Maret 2016

Dingin III

Bukan jadi alasan untuk melangkah kerja
kala hujan turun tak menentu seperti saat ini
hanya saja tubuh yang saat ini menjadi milikku
tidak seperti baja yang tahan banting
bukan pula berlian, material alam yang indah
dan terkeras di bumi

Tubuh adalah asupan air
dan terbentuk dari tanah
Nyawa entah hinggap atau ditempelkan
ke benda dari tanah dan air itu

"Sesungguhnya tubuh ini adalah milik-Nya
dan kepada-Nya lah akan kembali"
Di tanah lah tubuh akan membusuk
menyatu kembali.

Dingin seperti hinggap, menempel, lalu berdiam diri
Namun bukan jadi alasan untuk tidak melangkah kerja
Aku tetap akan kerja!

Dingin II

Karena hujan,
banyak orang lebih memilih menarik kembali
selimut tebal yang dimilikinya
atau sarung butut peninggalan sang bapak

Hujan mengguyur tiap malam hingga shubuh
Pagi yang diharapkan akan berseri
masih sembunyi di balik awan gelap dan rintik hujan
Seketika itu bapak bangun tiap shubuh datang
badannya sudah rapuh tidak seperti kala muda
Dingin yang dibawa bersama hujan
mulai merambat ke tubuhnya
Mulai dari kaki yang tak terbungkus apa  pun
lalu merambat ke seluruh tubuh

Dingin menyerang
Namun resah dan kalut di kepalanya
membuat semua aliran dingin luruh
dan menguap ke permukaan
Energi yang sangat hebat.

Pikirannya melayang-layang
Haruskah melakukan sesuatu di kebon?
Sekadar datang...
Obat rindu untuk hobi yang tidak pernah
sehari pun dia lupa mengunjunginya
Akankah diam saja di rumah menunggu?
hujan pun pasti akan reda

Sehabis sholat shubuh
bapak tidak menanggalkan baju dan pecinya
bapak membuka pintu dan langsung keluar ke teras rumah
gontai, lesu dan hilang semangat
telinganya sejak terbangun mendengar rintik air hujan
turun membasahi bumi
Ini bukan akhir dari segalanya
Namun, aktifitasnya akan sedikit repot
dan seperti sia-sia
Hasil kerja saat hujan turun adalah sakit
Demam dan dingin menggigil
pada orang yang memaksa terus bekerja

Bukan soal hasil panen yang menjadi prioritas
saat musim hujan menyerang
tapi efesiensi dan efektifitas kerja yang dilakukan.