Minggu, 15 Februari 2015

Mimpi Berakhir

Sebuah pesan mengabarkanku harapannya terkabul

Kau tentu berbahagia,
tersenyum membayangkan hal yang selanjutnya
akan terjadi dan menjadi kenyataan
Kemudian kau sadar
Ini dunia nyata!
Sudah seharusnya kudapatkan kesempatan ini
dengan usaha keras setahun silam.

Pesannya tertulis:
Hai, apa kabar? Kemudian ucapan terima kasih, 
dan terakhir, selamat malam minggu dan 
jangan lupa berbahagia, ya.
Saya balas pesan darinya,
Ya, syukurlah...

Dalam hati saya berdiam diri, menutup mata
mengulas cerita yang sama:
Kita punya kesamaan sebelum pesan singkat itu masuk
Kita hidup dalam ketakutan
Takut hal-hal yang buruk itu datang, menjadi nyata.
Maka untuk tidur pun rasanya enggan
Terpaksa kita berusaha agar mata kita tetap terjaga.

Bila kita pejamkan mata
seperti kita terlempar ke dunia yang kelam
datang suatu kenyataan pahit
berada tepat di garis depan di tempat yang teramat jauh
Hanya bertemu segelintir manusia beruntung
Entah bagaimana kau sebut manusia yang hidup di garis depan
Beruntung atau sial, entah mana yang tepat untuk disebut.

Kita biarkan mata ini terus hidup
Tanpa sadar
Muncul kantung hitam di bawah mata kita.
Badan pun sudah kita biasakan bergerak dan aktif
setiap waktu, ketika semua manusia lain tertidur pulas,
beristirahat, dan mendengkur keras.

Insomnia yang terbuat ini sepertinya
sudah kau akhiri, penyakit sudah kau usir
hingga semalam bisa kau tidur nyaman tanpa beban
rasa ketakutan.
Kadang terasa mimpi, tapi ketakutan ini nyata
Jiwa dan raga sudah terlatih hingga luwes untuk berjibaku
jatuh-bangun, berdiri lalu berlari
mengejar sesuatu yang belum pasti.

Saya buka mata, kemudian
saya bersyukur masih dalam keadaan yang dulu
dalam ketakutan, dalam mimpi buruk yang tidak ingin
saya temui dalam tidur.
Tapi daya apa saya punya
untuk mengusir, bersembunyi, atau
memusnahkan mimpi ini?

Inikah jalan saya?

Dalam gelap saya hendak berjalan
tanpa ada penerang, mana bisa
Ku berjalan dan bertahan tak ada teman.

Pesan Singkat

Tiada siapa pun orang datang
Kurir pun tak pernah berkunjung
mengantarkan sebuah amplop
yang dikirim khusus untukku.

Zaman sudah lain, berbeda
Seperti dirumuskan jelas oleh Heraclitus:
Segala sesuatu adalah tiada, karena
segala sesuatu itu (fluid) mengalir,
secara terus menerus berubah,
terus-menerus dalam kemenjadian 
dan lenyap menghilang.

Surat kertas hanya berlaku pada instansi-instansi
Pribadi-pribadi bertukar pikiran dan memberi kabar
dengan pesan elektronik singkat
Mengetik sesingkat-singkatnya
Memodifikasi seaneh mungkin
Menciptakan gaya bahasa dan struktur kata sendiri
Sampai muncul trend yang menjemukan
yang tidak penting
dan tidak sopan, menurut orang jaman dulu.

Sabtu, 14 Februari 2015

Happy Ending

Untuk gerimis

Tiada angin membawa kabar
Tiba sebuah surel dari sahabat
Dia sapa saya
Wa'alaikum salam neng, jawab saya
Saya datang ke tempat ini langsung ingat kamu bang...
Tulisnya demikian.
Oh iya? jawab saya
Kemudian cerita bersambung ke berbagai hal
Tapi akhirnya hanya berujung pada kenisbian
Tidak seperti kisah-kisah perjuangan
yang selalu happy ending.

Perjuangan kita sudah habis masanya
sudah berakhir
Perjuangan telah berakhir, hanya anda
Tertinggal saya yang terlewat belum mencapai garis finish
Saya lihat masih panjang
Jalan yang kujejakkan adalah kosong
Tanpa siapa pun
Semoga Happy Ending. Amin.

Pencuri

Hilang dimana?

Kata yang kusimpan betahun-tahun
di bawah bantal
seketika lenyap
Saat ibu masuk dalam kamar
kemudian keluar lagi diam-diam

Kata adikku yang baru bisa calistung
ibu membawa kertas merah
lalu membakarnya di belakang rumah

Ku tanya lagi adikku yang baru bisa calistung
Apa ibu membawa sebuah kata?
Hanya geleng-geleng responnya.

Mungkin anak ingusan ini yang memindahkannya
pada buku tulis miliknya.
Bangsat!

Rabu, 11 Februari 2015

Air

Di ibu kota
Kalap
Kota tergenang
Ekonomi tersendat berhenti
Sama dengan cerita para nelayan
Di lautan luas lepas
Angin mengoyak layar
Porak poranda
Badai tiba-tiba datang menyerang
Memang sejak kemarin tak terlihat lintang

Di rumah, sanak keluarga diam
sesenggukan melihat air
menempati ruang pelupuk mata
dua hari lampu padam
persediaan makanan sudah habis oleh air.