Minggu, 16 September 2012

Lampu Pijar

Dalam kepribadianmu
tercermin cahaya suci.
Membuat terang seluruh jalanku.
Setelah kulihat jalan itu terjal
Nyali menjadi ciut.
Semua energi hilang.
Kemudian ku kumpulkan segalanya.
Berbaris di depan kepribadianmu itu.
Kini lebih berani lagi.

Perjalanan habis

Kek, rasanya aku lelah sekali
Perjalanan kita belum juga sampai.
"Sabar nak, ini adalah permulaan".
Kakek selalu bilang begitu.
"Mungkin saja jalanan sangat sepi,
sehingga terasa sangat lama".
Begitukah?
"Ya, begitulah".
Aku ingin segera sampai, dan beranjak tidur.
"Buat apa hidup kalau cuma untuk tidur".
Kemudian mimpi indah datang mengunjungiku.
"Hahaha... Kau ini mulai bisa berkhayal"
Dan dapatkah peri-peri datang dalam mimpiku Kek?
"Hehehe... Mana bisa peri menemui orang malas".
Aku hanya ingin melepas lelah Kek...
"Terus?"
Bermimpi bertemu peri.
"Ya sudahlah, hentikan khayalanmu itu,
kita lanjutkan perjalanan".

Senin, 03 September 2012

Penantian


Panas setahun dibalas dengan hujan sehari
“Iya Kek, kemarin barusan hujan”
Kesenangan para petani meluap
Pak Gito, Man Darsan akhirnya bisa tidur nyenyak.
“Bagaimana bisa tidur nyenyak?
Kemarin waktu hujan, gerah banget.
Panas.”
Biar panas, orang-orang disini bahagia Cu.
“Termasuk Kakek?”
Tentu.
“Aku tidak!”
Biar Kakek pergi ke ladang.
Sekarang. 

Minggu, 02 September 2012

Pinangan


Apa yang barusan kau dengar Cu?
“Anu kek, kata orang berkopiah hitam, pagar rumah kita…,”
Pagar rumah kita kenapa?
“Katanya rusak, padahal kan masih bagus”
Hehehe…
“Trus katanya lagi, tidak ada yang mau betulin”
Betulkah?
“Padahal aku kan bisa,
kalau cuma begitu saja.”
Kamu itu masih kecil, kok ngaku-ngaku bisa.
“Biar kecil tapi aku bisa kok, kalau cuma ngecat pagar.
Kan itu masih bagus Kek.”
Ya sudah lah kalo begitu, biar kakek tanyain dulu
Sama mbak ayumu itu.
“Besok kita betulin bareng-bareng?
Asik-asik”
Hm...