Jumat, 19 Agustus 2016

Goyah

Saat hati terasa hancur
oleh rasa kecewa
mood yang sedang kacau adalah biangnya
akar permasalahan dari kehancuran

Biarlah hancur lebur
menjadi abu
dan terbawa angin entah kemana
Aku pasrah

Sabtu, 13 Agustus 2016

Rasa Istimewa

Sejak hari itu
Ku ingin tulis tiap kisah perjalanan
dari daerah yang sama sekali belum ku kenal
dan ku singgahi.

Setiap kali aku berbicara dengan seseorang yang baru kutemui
kami seperti kawan lama
yang baru saja bertemu
Bernostalgia
Dia ceritakan kehidupannya yang manis
dia juga bercerita tentang kehidupan pahitnya
Tapi bukan karena pil pahit sering dia telan
dan esok kemudian dia berhenti melangkah
Dia terus maju
Dan dia kembali lagi merasakan pahitnya hidup
"Ini seperti obat penawar rasa manis," katanya.
Lalu, di akhir perjumpaan singkat
dia memberi kesimpulan:
"Manis berkali-kali kau rasakan, tidak akan terasa istimewa
ketika kau tidak mengenal rasa lainnya."

Rabu, 20 Juli 2016

Seperti Debu

Bulan juni berlalu tanpa tanda yang ku buat
Tanpa agenda...

Oh, iya...
Ada target di bulan mei yang saya lupa
menulis ulang di awal juni
Ah...
Bom waktu pun saya biarkan berjalan
menembus waktu yang belum saya ketahui ujungnya
Seperti debu di teras depan rumah kontrakan
Menebal setiap hari

Selasa, 31 Mei 2016

Meretas Hari Esok

Kalau kau bisa berpura-pura
setiap hari
setiap kali terbit matahari
sampai mendung senja
merengkuh malam
Aku biarkan saja
semua yang kau lakukan
adalah bahagiaku
Aku tak bisa mengusir
kebahagiannya
Meski itu pura-pura
Akan ku biarkan kau melakukannya
Hingga kau lelah
Dan kau sadari ini akhir bulan Mei

Sabtu, 28 Mei 2016

Bom Waktu IV

Pergantian cuaca adalah saatnya waktu berputar
Hujan deras dulu sering kurasakan dingin airnya
Aku rindu
Air hujan yang jatuh menembus badanku
seringkali membuatku kesal
Sebab tiada guna jas hujan yang rusak
kutempelkan rapat-rapat di tubuhku

Air hujan dingin
memaksaku mandi
Seharusnya kuucapkan terima kasih
Pada hujan malam

Bom Waktu III

Ada yang jadikan waktu seperti emas
semua harus menguntungkan
bermakna...
Mungkin mereka tau kapan waktu akan berakhir
seberapa lama bom waktu tercipta
dan saat tiba saatnya, sirna...
Kemudian di sepuluh detik terakhir
waktu melambat
Mereka mungkin akan katakan,
Waktu ini sangat berharga.

Aku dan waktu berjalan melambat sejak saat itu
Entah kapan akan berakhir
Rasanya ini sudah cukup lama
waktu bercanda bersamaku
Kemudian pada beberapa saat sebelum terhenti
aku akan berkata;
Ini bukan akhir, meskipun harus berakhir. 
Aku akan mengatur ulang waktu yang kubutuhkan.

Tidakkah kau tau dia sangat mengkhawatirkanmu?
Tanya seseorang.
Saya mengerti, saya juga mengkhawatirkannya
Aku rindu padanya jua

Sabtu, 07 Mei 2016

Bom Waktu II

Seberapa panjang atau pendek
waktu yang diberikan pada bom waktu kali ini?

Aku tidak akan melawan
dan juga tidak akan menunggu
waktu bisa berjalan cepat atau pun lambat.

Bisakah kau nikmati
akhir waktu yang diberikan
dengan hal-hal menyenangkan
tanpa berpikir satu kesalahan yang lalu?
Atau aku saja yang nikmati sisa waktu
bersama teman karib habiskan sisa malam
yang terasa muram.
Atau berkirim kabar dan cerita konyol
yang membuat orang-orang tertawa lepas
hancurkan batas.

Bom waktu sudah disetting
sejak pertama
Aku ingin nikmati sisa waktuku
untuk mimpi ku
dan cinta.

Selasa, 19 April 2016

Bom Waktu

Kapan waktu itu akan habis
lalu, luluh-lantahkan semuanya
yang sudah diatur rapi
yang sudah porak poranda

Ku tak ingin menunggu waktu berjalan
entah ini bergerak maju atau mundur
semuanya menjadi sangat menggelisahkan
seperti seorang perempuan menunggu pacarnya
yang sudah telat setengah jam
Apakah kekasihnya akan datang menjemput
ataukah pujaan hatinya itu mengantarkan selingkuhannya
belanja di mall?

Perasaan perempuan dalam 10 menit
menghasilkan milyaran praduga
Prasangka baik dan buruk
berbanding 20 persen dan 80 persen
Bom waktu tetap masih dalam keadaan menyala
Sekejap lagi akan habis
waktu yang ada hanya sekian detik
lalu akan menghancurkan segalanya
cerai-beraikan prasangka yang tertimbun

Berantakan...

Aku Bawa Cinta

Aku sungguh beruntung mengenalnya
        bahagia mencintainya
        senang bercerita padanya
        gembira ketika bertemu dan bisa berbagi tawa
Gelisahnya gelisahku
Dia rapalkan doa kuiringi dengan amin
dan ku ulangi doanya setiap kali ku memohon kepada-Mu

Hanya kepada-Mu lah ku menyembah,
dan hanya kepada-Mu lah aku mohon pertolongan
Lindungilah dia dari badai
dari gelombang
dari api kedengkian
Luapkanlah keluasan kasih sayang-Mu padanya
Hembuskanlah angin kebahagiaan-Mu untuknya
Alirkan kemurnian ilmu-Mu baginya
Kokohkan semangatnya
Teguhkan hatinya untuk selalu mengingat-Mu
Lembutkan perilakunya...

Dengan izin-Mu lah aku merasa bahagia
sangat bahagia memiliki cinta
Dianugerahi cinta

Ku perhatikan ini tumbuh
bersama hujan yang membasahi bumi tiap sore
menjadi teman saat sunyi gelap malam
menjadi bintang saat langit mendung
menjadi oase di padang tandus
menjadi arah untuk melangkah saat hilang arah
Ingin ku ucap beribu terima kasih
tapi tak cukup kiranya
sayang belum sempat

Dengan kehendak-Mu lah segalanya bisa berubah
Aku menjadi tidak peduli padanya
membiarkannya dalam keadaan menyedihkan sendiri
Bahkan,
Kugoreskan luka pada hatinya yang sudah sakit

Sesaat itu berlalu
Aku kira bisa sembuhkan lukanya
Ku bawakan pil penawar tapi dia tak suka rasa pahit
Ku cari resep cina yang mujarab, dia sangsi itu bisa
sembuhkan lukanya

Kun Fayakun
Bila Engkau berkehendak maka jadilah

Sudah ku terima jalan yang indah
dan ku lewati dengannya
ingin lagi menapaki jalan yang sama
Namun, kehendak-Mu tidak sama
Badai asmara belum berakhir
Gelombang cinta pun tak menentu arahnya
Biar ku bawa sendiri
Aku harap bisa dipertemukannya lagi.

Sabtu, 12 Maret 2016

Jalan Sulit

Bayangkanlah kalau mimpi tak mampu lagi
memberimu semangat, dorongan untuk melangkah
dan kini kau duduk menikmati saat yang sangat nyaman
kesuksesan yang tak sempurna
Ironis

Kau katakan bahwa kebahagiaannya saat ini
belum seberapa jika dilakukan dengan sungguh-sungguh

Apa yang kau nikmati saat ini?
Hasil materi yang membuatmu tertawa puas?
Gemerlap dan kemewahan yang dapat kau miliki dengan mudah?
Atau keilmuan yang membuatmu terkenal di penjuru dunia?

Heh!
Hahahaha...
Semu
Abu-abu
Hanya bayangan semu palsu yang kau lihat
rasa penyedap makanan yang kau cecap
dan kau tidak mengerti itu semua

Dan kau tahu?
Sungguh menyedihkan
jika mimpiku tak lagi kumengerti
kemana arah yang dituju

Semua mimpi biar saja hilang
dan kulakukan kembali proses mendapatkannya
untuk bisa kunikmati setiap jalan yang kulewati
dan ku tak akan mencari jalan pintas
Sejujurnya pun tak pernah ku temukan jalan terabas
pasti kan ku lalui jalan yang terjal dan berliku
yang pasti itu akan membuatku lebih memahami
setiap jalan yang berliku itu
sudah berkali-kali kulewati
dan ku hafal pada perempatan mana ambil kiri
dan pertigaan depannya aku harap bisa sampai
Aku yakin bisa sampai titik yang ku tuju

Jumat, 04 Maret 2016

Dingin III

Bukan jadi alasan untuk melangkah kerja
kala hujan turun tak menentu seperti saat ini
hanya saja tubuh yang saat ini menjadi milikku
tidak seperti baja yang tahan banting
bukan pula berlian, material alam yang indah
dan terkeras di bumi

Tubuh adalah asupan air
dan terbentuk dari tanah
Nyawa entah hinggap atau ditempelkan
ke benda dari tanah dan air itu

"Sesungguhnya tubuh ini adalah milik-Nya
dan kepada-Nya lah akan kembali"
Di tanah lah tubuh akan membusuk
menyatu kembali.

Dingin seperti hinggap, menempel, lalu berdiam diri
Namun bukan jadi alasan untuk tidak melangkah kerja
Aku tetap akan kerja!

Dingin II

Karena hujan,
banyak orang lebih memilih menarik kembali
selimut tebal yang dimilikinya
atau sarung butut peninggalan sang bapak

Hujan mengguyur tiap malam hingga shubuh
Pagi yang diharapkan akan berseri
masih sembunyi di balik awan gelap dan rintik hujan
Seketika itu bapak bangun tiap shubuh datang
badannya sudah rapuh tidak seperti kala muda
Dingin yang dibawa bersama hujan
mulai merambat ke tubuhnya
Mulai dari kaki yang tak terbungkus apa  pun
lalu merambat ke seluruh tubuh

Dingin menyerang
Namun resah dan kalut di kepalanya
membuat semua aliran dingin luruh
dan menguap ke permukaan
Energi yang sangat hebat.

Pikirannya melayang-layang
Haruskah melakukan sesuatu di kebon?
Sekadar datang...
Obat rindu untuk hobi yang tidak pernah
sehari pun dia lupa mengunjunginya
Akankah diam saja di rumah menunggu?
hujan pun pasti akan reda

Sehabis sholat shubuh
bapak tidak menanggalkan baju dan pecinya
bapak membuka pintu dan langsung keluar ke teras rumah
gontai, lesu dan hilang semangat
telinganya sejak terbangun mendengar rintik air hujan
turun membasahi bumi
Ini bukan akhir dari segalanya
Namun, aktifitasnya akan sedikit repot
dan seperti sia-sia
Hasil kerja saat hujan turun adalah sakit
Demam dan dingin menggigil
pada orang yang memaksa terus bekerja

Bukan soal hasil panen yang menjadi prioritas
saat musim hujan menyerang
tapi efesiensi dan efektifitas kerja yang dilakukan.

Rabu, 24 Februari 2016

Dingin

Hujan deras mengguyur
Pikiranku terbawa pada suatu kenangan
Di rumah

Bersama bapak aku duduk berdiam diri
kami terbawa oleh lamunan masing-masing
Aku berkhayal dapat menikmati rintik air hujan
langsung dari langit
dan juga merasakan dingin yang membekap erat
pada setiap pori-pori kulitku, basah...

Dingin menjadi nikmat,
tapi menggigil itu seperti kiamat

Sebab kawan lain akan menyuruh pulang
bahkan memaksa untuk berhenti hujan-hujanan
tak akan bisa lagi menikmati hujan paling lebat bulan ini
Entah, kala itu bulan juni atau desember
Tak kuingat lagi persis kapan

Terakhir kali hujan waktu itu
aku sedang kena tifus
berbulan-bulan hingga kulit rasanya menipis
membalut tulang kurang kalsium

Ah, waktu itu pula aku hampir lupa
rasanya dingin air hujan
Tiap hari tubuhku lembab oleh keringat
atau air kompres untukku mandi.

Dunia bagiku tidak lagi dingin
tapi lembab membosankan
dan sangat menjengkelkan.
Ini mulai kurasakan saat
tak lagi ku bisa bersentuhan dengan air hujan

Dingin air hujan
yang dulu sangat kunanti
kini rasanya akan segera ku sentuh kembali
seperti dulu waktu masih kecil
sebab dingin yang kurasakan
beberapa minggu terakhir sangat beda.

Menyejukkan...
Seperti air hujan
yang mengucur deras
Dan aku mulai yakin sebentar lagi
kurasakan kembali dingin air hujan
ketika aku ditidurkan di lubang kuburan
Sendiri berbalut kain mori.

Keluh

Coba ku susun lagi
...
Kata
...
Frasa
...
Klausa
...
berharap susunan kalimat terbentuk
menggugah jiwa

...
Kan terisi penuh semangat Rendra
Ketika berkarya dan berpuisi
menyampaikan imaji dan perasaannya
sendiri.

Sabtu, 16 Januari 2016

Terngiang

Malang
Mendengar seseorang menyebutnya 
rasanya esok ku kan kembali lagi bersua 
Esok kan ku jelajahi lagi kota itu bersamanya