Senin, 28 Juli 2008

Risau

kau menyimpannya
kau kira itu biasa dan tak mudah dipahami
dibalik senyumnya yang indah
kau kira aku tak mengerti
garis lengkung pada bibirmu
menyiratkan kekecewaan,
kegembiraan jua
yang palsu
kau tak cukup pintar menutupi....
atau aku lancang melihat dirimu
terlalu dalam
berikan aku keberanian menghadapi
___sahabatku____

JIWANYA


Matahari sudah masuk kebelahan langit barat, di hati terbit harapan, tapi harapan itu hanya sedetik tinggal, kemudian lenyap dan berubah jadi ketakutan."
Bening, tiba-tiba jiwanya menjadi bening dan enteng. Oh, lega dan sangat terasa lega. Keangkuhan atau kemunafikan yang selama ini berdiri dihadapanku telah kurobohkan hanya dengan kalimat ini. Begitu singkat. Segalanya begitu singkat seperti kapuk ilalang. Aku bisa mendengar bisik hati yang paling lirih sekalipun. Dan aku dapat melihat mutiara-mutiara jiwa dalam lubuk hati yang paling pinyit.
Kemudian. Ada sebuah titik keberanian terbit di hati, seperti sebuah bintang kecil muncul di ufuk timur ketika alam yang berbintang adalah kegulitaan. Sempurna.......
Walaupun pikiran berhenti dan tak mampu menembus ketidakberdayaan, maka angan-angan dan kenangan akan muncul silih berganti.
Jiwanya tertutup satu hati, Engkau ......!